Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta mengecam kebijakan distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza yang kini hanya disalurkan melalui satu lembaga, Gaza Humanitarian Foundation (GHF). Menurut Sukamta, penunjukan GHF sebagai satu-satunya jalur distribusi justru menjadi jebakan yang membahayakan warga sipil.
Diketahui, Organisasi tersebut dibentuk Amerika Serikat dan disetujui Israel sebagai penyalur tunggal bantuan ke Gaza.
“Ratusan jiwa melayang karena sedang mengantre bantuan makanan karena penembakan brutal penjajah Israel,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima reportasebisnis.com, di Jakarta, Rabu (2/7/2025)
Ia juga menyebut bahwa kekejaman yang terjadi di Gaza saat ini, menurut sejumlah aktivis kemanusiaan dunia, lebih buruk dari tragedi Holocaust. Apalagi, belum lama ini muncul kabar ditemukannya obat terlarang dalam bantuan makanan. Menurutnya, hal ini semakin menambah penderitaan warga Gaza.
“Mereka sudah kelaparan tapi merasa khawatir untuk memakan, karena takut ada kandungan obat terlarang. Ini cara yang sangat keji dari Penjajah Israel, menyiksa psikologis warga Palestina,” jelas Politisi Fraksi PKS ini.
Maka dari itu, ia mendorong pemerintah Indonesia untuk bersikap lebih proaktif, mendesak PBB dan seluruh negara di dunia agar menghentikan genosida yang terjadi di Gaza. Ia pun juga mendesak agar segera dibuka akses bantuan kemanusiaan seluas-luasnya.
“Kami berharap kunjungan Pak Prabowo ke Arab Saudi dan kemudian menghadiri pertemuan BRICS di Brasil juga membawa misi utama untuk penghentian genosida di Palestina,” ungkap Sukamta
Terkait dengan kosongnya posisi Duta Besar Indonesia untuk PBB di New York dan Jenewa, ia mendorong agar kementerian Luar Negeri segera melakukan proses pengisian jabatan yang dinilainya penting itu.
“Upaya diplomasi yang proaktif sangat membutuhkan peran Dubes sebagai ujung tombaknya,” pungkas doktor jebolan UK ini.